(1 Pilih)

Sejarah Pilihan

September 10, 2016

SEJARAHKeberadaan suatu sekolah tidak dapat terpisah dari sejarah berdirinya sekolah tersebut. Situasi politik, kondisi ekonomi, maupun hal-hal lain dapat mempengaruhi dunia pendidikan. Sehingga didapati liku-liku yang menarik dalam proses berdirinya suatu sekolah. Namun demikian, selalu saja ada pihak-pihak yang berkemauan keras dan ikhlas untuk membangun dunia pendidikan. Baik itu lembaga, maupun individu.

Sejarah mendirikan MAN 1 Takengon juga tidak terlepas dari beberapa persoalan. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan finansial.  Keberadaan IAIN Ar Raniry Banda Aceh sangat berperan penting untuk mendirikan MAN 1 Takengon. Pada tahun 1961, melalui musyawarah Rektor IAIN Ar Raniry (waktu itu dipimpin oleh Ibrahim Husin, MA) dengan tokoh-tokoh masyarakat Aceh tengah, diantaranya: Tgk. Ilyas Lebe, Abdussalam, Tgk. Abdullah Badal, Darul Aman, M. Yakub, dan lain-lain  didirikanlah Filial SP. IAIN Ar Raniry Banda Aceh di Takengon Aceh Tengah.

Cikal bakal MAN 1 Takengon tersebut pada mulanya bernama SMIA (Sekolah menegah Islam Atas).  Pada waktu itu menggunakan ruang belajar MIN 1 Kota Takengon sebagai tumpangan. Karena belum memiliki gedung sendiri. Pada tahun 1965, sekitar 4 tahun didirikan, Kepala Kantor Sosial Tingkat II Kabupaten Aceh tengah meminjamkan 3 (tiga) ruang belajar yang berlokasi di Asrama Anak Yatim Budi Luhur di Paya Ilang kepada Badan Penyantun Sekolah SP. IAIN Ar Raniry Filial Takengon.

Melalui Surat Keputusan menteri Agama Republik Indonesia, Nomor: 33 Tanggal 30 Maret 1967, akhirnya SP. IAIN AR Raniry Filial Takengon berdiri sendiri. Pada Tanggal 7 Juli 1967 sekolah tersebut diresmikan oleh Rektor IAIN Ar Raniry, Ibrahim Husin, MA dan Drs. Ismail Makky dari Jakarta yang mewakili Direktur Direktorat Perguruan tinggi Departemen agama Republik Indonesia.

Adanya peralihan organisasi sekolah-sekolah di lingkungan Departemen Agama,  SP. IAIN Ar Raniry beralih nama menjadi MAN  Takengon. Hal tersebut ditetapkan dengan SK Menag pada tanggal 16 Januari 1978 nomor 17 tahun 1978. Pengelolaannya pun beralih dari Rektor IAIN Ar Raniry Banda Aceh kepada Kanwil Departemen Agama Provinsi Daerah Istimewa Aceh yang dimulai sejak Tanggal 2 Januari 1979. Peralihan itu memberikan efek positif bagi berkembangnya MAN 1 Takengon sebagai madrasah yang mandiri.

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, MAN 1 Takengon mengalami banyak perubahan diberbagai sektor. Sejak didirikan sampai sekarang ini.  Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur berupa kondisi fisik bangunan dan kelengkapan fasilitas pe)ndukung pendidikan yang dibangun di atas lahan sendiri seluas 175 m x 120 m, diantaranya  dibangun ruang kelas yang memadai, laboraturium IPA, Laboraturium Komputer, perpustakaan yang mendukung bidang akademik dan musalla sebagai pendukung insan pendidikan yang bertakwa. Disamping itu secara struktural, MAN 1 telah dipimpin oleh beberapa kepala sekolah. Sejak tahun 1964 – 1967 (Dja’far Ismail), tahun 1967 – 1968 (Drs, M. Daud Remantan), tahun 1968 – 1990 (Abu Bakar Sjama’un),  tahun 1990 – 1992 (Radjasyah), tahun tahun 1992 – 1999 (Drs. Sufyandin), tahun 1999 – 2003 (Drs. Hidayatsyah Isa), tahun 2003 – 2008 (Drs. Nopia Dorsain), tahun 2008 – 2010 (Drs. M. Syahri),   tahun 2010 – 2013 (Drs. M. Isya), tahun 2013-2018 Ihsan Fahri, S.Ag, M.Pd, Selanjutnya pada awal 2018 ini dipimpin oleh Mariani, M.Pd

Kemajuan tersebut telah melahirkan prestasi di berbagai bidang baik akademik maupun ekstrakurikuler. Serta mampu mensejajarkan diri dengan sekolah-sekolah lain. Di samping itu, juga telah melahirkan alumni yang sukses melajutkan studi dan memposisikan diri diberbagai disiplin ilmu maupun dunia kerja. Sebagian dari mereka ada yang kembali mengabdi ke almamater (MAN 1 Aceh Tengah) baik sebagai tenaga edukatif maupun administrasi.(wg).

MAN 1 ACEH TENGAH

Memposisikan Madrasah sebagai salah satu pusat keunggulan dalam prestasi yang mampu mengembangkan sumberdaya yang berkualitas dalam IPTEK dan IMTAQ serta Membentuk pribadi peserta didik yang berprestasi berlandaskan nilai-nilai islam